Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Lirik lagu di atas merupakan soundtrack dari Film Laskar Pelangi yang baru saya tonton beberapa jam yang lalu yang dinyanyikan oleh Nidji dengan begitu keren -menurut saya- tanpa perlu giring menghentak-hentak atau meloncat-loncat dan dengan musik yang sederhana lagu itu benar-benar menyampaikan ke pendengar termasuk saya.
Dan sekarang.. saya tidak bermaksud nge-review film ini terlalu serius. Hanya ingin bercerita sedikit saja tentang pemikiran saya setelah menonton film ini. Oleh karena itu saya tidak memberikan sinopsis dari film ini, kebanyakan orang tentu tahu dan telah baca buku fenomenal ini bukan ??
Oiya,, bagi yang sudah baca bukunya, pasti bingung karena beberapa hal. Adanya tokoh-tokoh baru. Klo di novel cuma ada 1 guru dan kepala sekolah, maka di film gurunya bertambah jadi 2. Selain itu ada beberapa adegan yang tidak ada di novel juga ditambahkan di film. Bahkan, ada penggantian tokoh. Maksudnya begini.. contoh, adegan Ikal-nama kecil Andrea Hirata- beli kapur bersama Syahdan-salah satu anggota laskar pelangi- ke pasar, tiba-tiba diganti menjadi Ikal pergi ke pasar bersama Mahar dan Lintang. Lalu saat adegan lomba cerdas cermat, semestinya yang ikut berlomba adalah Ikal, Lintang, dan Sahara, tetapi Sahara diganti dengan Mahar. Intinya si pemeran utama anggota Laskar Pelangi itu adalah Ikal, Lintang, dan Mahar. Jadi mereka keseringan tampil daripada teman2 yang lain. Tetapi sayangnya tokoh yang membuat penasaran di novel yaitu Tuk Bayan Tula (diceritakan sebagai dukun sakti) tidak ditampilkan.
Di luar berbagai keheranan saya tersebut, saya mencoba untuk melihat dari sisi berbeda. Jadi jangan langsung bilang "akh..bagusan novel, lebih deskriptif daripada film yang banyak dipotong-potong" walaupun itu benar. Saya anggap saja khayalan dan ekspektasi saya terlalu tinggi saat membacanya. Tetap menikmati film tersebut,, tetap tertawa melihat kelucuan anak2 tersebut, melihat Mahar seperti orang gila saat merancang tarian buat karnaval, tertawa saat mereka gatal2 waktu menari, dan tertawa saat Ikal lagi jatuh cinta sama A Ling. Dan juga tetap sedih sampai menitikkan air mata sedikiittt saat Lintang memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Tetapi seandainya saya tidak membaca bukunya terlebih dahulu pasti saya langsung bilang filmnya keren banget 2x lipat dari 'keren' setelah saya baca bukunya.
Terakhir,, dari keseluruhan pemain anak2, saya paling senang dengan anak yang memerankan tokoh Mahar dan Kucai. Mereka yang benar2 sesuai dengan bayangan saya sebelumnya. Bahkan melebihi ekspektasi saya. Walaupun mereka masih baru, tetapi actingnya tetap memukau. Pemeran Lintang dan Ikal juga keren c.. tapi sayang Lintang tidak sekeriting dalam deskripsi Andrea Hirata. Dan Ikal sepertinya memang hanya pengamat dari teman2nya tersebut.
Intinya Film ini layak banget buat ditonton.. tema yang bagus -tentang perjuangan meraih cita2-, acting yang keren dari para pemainnya, terutama acting Cut Mini yang berperan sebagai Bu Muslimah, dialek atau logat para aktor2 dan aktris cilik asli Belitong yang menarik untuk didengar, hingga pemandangan asli pulau Belitong saat melihat Pelangi. Saran saya sebelum nonton film ini ya bersiap-siap saja untuk tidak mengharapkan se-detail novelnya. Dan bersiap-siap juga buat antri !! ck.ck.ck tadi antrinya gila2an.. Loket baru dibuka sebentar, 2 studio XXI langsung habis sampai jam pemutaran sore hari. Untungnya si saya pake paket promosi Mandiri.. Buy One Get One.. Murah tuh.. antriannya tidak panjang lagi.. Jadi ga pake cape.. pfuff..
Jadi selamat menonton yak..
****
Berhubung dalam 4 hari lagi saya sebagai umat Muslim merayakan hari raya Idul Fitri.. maka oleh karena itu.. Saya mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin.. Mohon Maaf Lahir Batin..
Semoga di hari yang suci itu,. kita dapat merayakan kemenangan yang sesungguhnya.. amin..
****
Oiya.. liburnya koq cuma 1 minggu si.. Senin Libur.. Tgl 6 Oktober sudah masuk lagi.. eh 12 hari kemudian udah bakal UTS lagi.. wuu.. Kejam banget si FE..